{فَٱصْبِرْ عَلَىٰ مَا يَقُولُونَ وَسَبِّحْ
بِحَمْدِ رَبِّكَ قَبْلَ طُلُوعِ ٱلشَّمْسِ وَقَبْلَ ٱلْغُرُوبِ (39) وَمِنَ ٱلَّيْلِ فَسَبِّحْهُ
وَأَدْبَٰرَ ٱلسُّجُودِ (40)}
“Maka bersabarlah kamu terhadap apa yang mereka
katakan dan bertasbihlah sambil memuji Tuhanmu sebelum terbit matahari dan
sebelum terbenam (nya). Dan bertasbihlah kamu kepada-Nya di malam hari dan setiap
selesai shalat.” (Q.S. Qaf: 39-40)
Allah memerintahkan Nabi-Nya agar meneladani sifat sabar-Nya
dalam menghadapi ucapan-ucapan musuhnya tentang dirinya; seperti halnya Allah bersabar
terhadap ucapan kaum Yahudi yang menganggap Dia perlu beristirahat setelah
menciptakan alam semesta. Dan, tidak satu pun yang lebih sabar terhadap
gangguan yang didengarnya daripada Dia.
Selanjutnya, pada ayat 39-40, Alah memerintahkan Nabi shallallahu
alaihi wa sallam untuk melakukan hal-hal yang menjadi penunjang kebenaran;
yaitu bertasbih dengan memuji Rabb-nya sebelum matahari terbit dan sebelum
terbenam, juga pada malam hari dan setelah shalat.
Ada yang berpendapat bahwa maksud bertasbih setelah shalat
itu ialah mengerjakan shalat Witir. Pendapat lain menyebutkan bahwa maksudnya
ialah shalat 2 rakaat setelah Maghrib. Pendapat pertama dikatakan oleh Ibnu
Abbas; sedangkan pendapat keuda dikemukakan oleh Umar, Ali, Abu Hurairah,
Al-Hasan bin Ali, dan Ibnu Abbas pada salah satu dari dua riwayat yang
bersumber darinya. Adapun riwayat ketiga yang dinukil dari Ibnu Abbas
menyatakan bahwa maksudnya ialah bertasbih dengan lisan setiap selesai shalat
fardhu. (Lihat Ad-Durr Al-Mantsuur
(VII/611), Tafsiir Ibn Katsiir (VII/386-387) dan Tafsiir Ibn Jariir
(VII/610-611)
Sumber: Fawaaid Al-Fawaaid, Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah
Diketik ulang dari
Fawaidul Fawaid cetakan Pustaka Imam Syafi’i
No comments:
Post a Comment