Saturday, February 16, 2013

001 TAFSIR AL-FATIHAH: Ayat 7


7 -{صِرَٰطَ ٱلَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ ٱلْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا ٱلضَّآلِّينَ }

7 - “(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.”


Kosakata

[ٱلَّذِينَ]: Yang

[أَنْعَمْتَ] : Engkau anugerahkan (berikan) nikmat

[غَيْرِ] : Bukan; selain

[ٱلْمَغْضُوبِ] : Yang dimurkai

[ٱلضَّآلِّينَ] : Orang-orang yang sesat


TAFSIR (Tafsir As-Sa’dy):

{ صِرَٰطَ ٱلَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ} “(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka”, dari para Nabi, orang-orang yang benar dalam keimanan (Ash-Shiddiiquun), para syuhada, dan orang-orang shalih, bukan jalan { ٱلْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ } “mereka yang dimurkai” yang mengetahui kebenaran namun meninggalkan kebenaran tersebut seperti Yahudi, dan semisal mereka. Dan bukan pula { ٱلضَّآلِّينَ } “mereka yang sesat” yakni orang-orang yang meninggalkan kebenaran karena kebodohan dan kesesatan seperti Nasrani dan semisal mereka.



---------------------------------

Surat ini dengan keringkasannya meliputi hal-hal yang tidak diliputi oleh surat-surat lainnya dalam Al-Qur’an. Surat ini mengandung macam-macam tauhid yang tiga, yaitu tauhid rububiyyah yang disarikan dari firman-Nya { رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ} “Rabb sekalian alam”, tauhid uluhiyyah yaitu mengesakan Allah dalam beribadah yang disarikan dari kata “Allah” dan dari firman-Nya { إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ} “Hanya kepada Engkau-lah kami menyembah dan hanya kepada Engkau-lah kami memohon pertolongan”, dan tauhid asma’ wa shifat, yaitu menetapkan sifat-sifat kesempurnaan bagi Allah yang telah ditetapkan oleh Diri-Nya sendiri dan ditetapkan oleh Rasul-Nya tanpa mengingkari, memisalkan, dan menyerupakan, di mana sesungguhnya hal itu ditunjukkan oleh kata “pujian” sebagaimana yang telah lalu.

Demikian juga surat ini mengandung penetapan akan kenabian dalam firman-nya { ٱهْدِنَا ٱلصِّرَٰطَ ٱلْمُسْتَقِيمَ} “Tunjukilah kami jalan yang lurus,” karena hal itu tidak akan mungkin tanpa adanya risalah.

Juga penetapan akan balasan bagi segala perbuatan yaitu dalam firman-Nya { مَٰلِكِ يَوْمِ ٱلدِّينِ} “Yang Menguasai Hari Pembalasan”, dan bahwasanya balasan itu terjadi dengan keadilan, karena pembalasan adalah ganjaran dengan adil.

Dan penetapan akan takdir, bahwasanya seorang hamba itu benar-benar sebagai pelaku, berbeda dengan pemikiran AL-Qadariyyah maupun Al-Jabariyyah. Bahkan ia mengandung penolakan terhadap ahli-ahli bid’ah dan kesesatannya seperti dalam firman-Nya, { ٱهْدِنَا ٱلصِّرَٰطَ ٱلْمُسْتَقِيمَ } “tunjukilah kami jalan yang lurus”, karena ia bermakna mengetahui yang benar lalu mengamalkannya, sedangkan setiap pelaku bid’ah dan pelaku kesesatan adalah menyimpang dari semua itu.

Juga mengandung ajaran untuk ikhlas beragama hanya untuk Allah semata, baik ibadah maupun permohonan pertolongan, yaitu dalam firman-Nya { إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ} “Hanya kepada Engkau-lah kami menyembah dan hanya kepada Engkau-lah kami memohon pertolongan”. Akhirnya segala pujian hanya bagi Allah, Rabb sekalian alam.


---------------------------

Terjemahan tafsir mengandalkan kitab Tafsir Al-Qur'an (Tafsir As-Sa'dy) cetakan Pustaka Shahifa.

Disusun dan ditulis oleh Hasan Al-Jaizy

No comments:

Post a Comment