Ada
dua pintu (cara) yang sangat lebar untuk bisa sampai kepada ma’rifatullah
jenis yang kedua, yaitu sebagai berikut:
Pertama: Dengan memikirkan dan merenungi seluruh ayat Al-Qur’an, disertai
pemahaman yang mendalam tentang Allah dan Rasul-Nya.
Kedua: Dengan
memikirkan ayat-ayat Allah yang terlihat (ciptaan-Nya) dan merenungi hikmah-Nya
di balik ayat-ayat tersebut; serta memikirkan kekuasaan-Nya, kelembutan-Nya,
kebaikan-Nya, keadilan-Nya, dan perlakuan adil-Nya terhadap makhluk.
Tujuan
dari semua ini ialah; dengan memahami makna Asma’ Al-Husna, keagungan dan
kesempurnaan nama-nama-Nya, dan bahwa hanya Allah semata yang memiliki
nama-nama tersebut, serta hubungan semua nama itu dengan makna penciptaan dan
perintah; diharapkan seseorang menjadi hamba yang faham betul akan hakikat
semua perintah dan larangan-Nya, qadha’ dan qadar-Nya, mengerti
tentang asma dan sifat-Nya, serta memahami hakikat ketetapan-ketetapan agama
yang bersifat syar’I (berdasarkan dalil naqli) maupun yang
bersifat kauni (yang ada dalam alam semesta).
{ذَٰلِكَ
فَضْلُ ٱللَّهِ يُؤْتِيهِ مَن يَشَآءُ ۚ وَٱللَّهُ ذُو ٱلْفَضْلِ ٱلْعَظِيمِ}
“Itulah karunia Allah,
diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia
yang besar.” (Q.S. Al-Hadid: 21)
Sumber: Fawaaid Al-Fawaaid, Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah
Penerjemah: A. Sjinqithi Djamaluddin
diketik ulang oleh Hasan Al-Jaizy
No comments:
Post a Comment