Friday, February 15, 2013

Bentuk-bentuk Ma’rifatullah


Bentuk mengenal Allah Ta’ala atau yang lebih dikenal dengan ma’rifatullah terdiri atas dua macam:

Pertama: Ma’rifat Iqraar (mengenal Allah sebatas pengakuan). Ma’rifat ini dimiliki semua orang, yang baik maupun yang jahat, yang taat maupun yang durhaka.

Kedua: Ma’rifat yang membuat hamba malu kepada Allah sekaligus cinta kepada-Nya. Ma’rifat ini menjadikan hati hamba hanya bergantung pada-Nya dan selalu rindu untuk bertemu dengan-Nya; yang membuat takut dan hanya berserah diri kepada-Nya; merasa dekat dengan-Nya dan melepaskan diri dari makhluk agar dapat menuju kepada-Nya.

Jenis yang terakhir ini merupakan bentuk ma’rifat khusus, sebagaimana dikenal dalam istilah golongan tertentu (yang dimaksud adalah orang-orang zuhud dan ahli ibadah). Manusia memiliki tingkat yang berbeda-beda dalam ma’rifat semacam ini, dan hanya Allah yang mengetahui perbedaan tingkatan mereka. Karena, Dialah yang membuat mereka mengenal diri-Nya dan membuka hati mereka untuk mengenal-Nya sebatas tingkat yang tidak dianugerahkan kepada yang lain. Meskipun tingkatannya berbeda-beda, tapi semua bentuk ma’rifat mereka mengarah kepada ma’rifat yang kedua ini, sesuai dengan kadar yang dianugerahkan kepada masing-masing.


Hamba yang paling mengenal Allah, yakni Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, pernah menyebutkan dalam doanya:

لَا أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ

“Aku tidak sanggup memuji diri-Mu sebagaimana mestinya, hanya Engkaulah yang mengetahui pujian yang pantas untuk diri-Mu.” (H.R. Muslim, no. 496)

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam juga memberitahukan bahwa pada Hari Kiamat kelak, Allah akan memberitahukan kepada beliau sebagai pujian bagi diri-Nya yang tidak beliau ketahui ketika masih hidup di dunia. Hal ini sebagaimana ditetapkan di dalam hadits mengenai syafa’at yang diriwayatkan oleh Al-Bukhary, no. 4206, dan Muslim, no. 193.



Sumber: Fawaaid Al-Fawaaid, Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah
Penerjemah: A. Sjinqithi Djamaluddin

diketik ulang oleh Hasan Al-Jaizy 

No comments:

Post a Comment