Monday, February 11, 2013

01 Keutamaan Ikhlas dan Niat Baik


Firman Allah Ta’ala:

{وَمَآ أُمِرُوٓا۟ إِلَّا لِيَعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ حُنَفَآءَ وَيُقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤْتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ ٱلْقَيِّمَةِ}

“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (Q.S. Al-Bayyinah: 5)

Dari Umar bin Al-Khaththab radhiyallahu anh, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

(إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَإِنَّمَا لِامْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُولِهِ وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى دُنْيَا يُصِيبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ)

“Sesungguhnya amal perbuatan disertai dengan niat dan setiap (mendapat balasan amal) sesuai dengan niatnya. Barangsiapa yang berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu menuju Allah dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa hijrahnya karena dunia yang ia harapkan atau karena perempuan yang ingin ia nikahi, maka hijrahnya itu menuju apa yang ia inginkan.” (H.R. Al-Bukhary, no. 1, 54, dan Muslim, no. 1907)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anh, ia berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:


(إنَّ الله لا يَنْظُرُ إلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ، وَلَكِنْ يَنْظُرُ إلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ)

“Sesungguhnya Allah tidak memandang rupa dan harta kamu tetapi Allah memandang kepada hati dan perbuatan kamu.” (H.R. Muslim, no. 2564)

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma, dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menyabdakan apa yang diriwayatkan dari Rabb-nya, Allah Ta’ala berfirman:

«إنَّ الله كَتَبَ الحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ ثُمَّ بَيَّنَ ذَلِكَ، فَمَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا الله عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً، وَإنْ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا الله عَزَّ وَجَلَّ عِنْدَهُ عَشْرَ حَسَنَاتٍ إلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ، إلَى أَضْعَافٍ كَثِيرَةٍ، وَإنْ هَمَّ بِسَيِّئَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا الله عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً وَإنْ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا الله سَيِّئَةً وَاحِدَةً»

“Sesungguhnya Allah menulis kebaikan dan kejelekan kemudian menjelaskan hal tersebut. Barangsiapa yang berniat untuk berbuat baik dan belum dapat melaksanakannya maka Allah akan menulis untuknya satu kebaikan penuh, dan jika berniat untuk berbuat baik dan melakukannya maka Allah akan menuliskan untuknya sepuluh sampai tujuh ratus lipat kebaikan sampai pada kelipatan yang terbanyak. Barangsiapa berniat untuk berbuat jahat dan tidak dapat melakukannya, maka Allah akan menulis untuknya satu kebaikan penuh dan jika ia berniat untuk berbuat jahat dan melakukannya maka Allah akan menulis baginya satu kejelekan.” (H.R. Bukhary, no. 6491; dan Muslim, no. 131)

Sumber: مختصر الفقه الإسلامي في ضوء القرآن والسنة, karya Muhammad bin Ibrahim At-Tuwaijiry


No comments:

Post a Comment