Sunday, February 24, 2013

05 Keutamaan Shalat Berjama’ah di Masjid



Dari Abu Hurairah radhiyallahu anh, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

«صَلاةُ الجَمِيعِ تَزِيدُ عَلَى صَلاتِهِ فِي بَيْتِهِ وَصَلاتِهِ فِي سُوقِهِ خَمْساً وَعِشْرِينَ دَرَجَةً، فَإنَّ أَحَدَكُمْ إذَا تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ وَأَتَى المَسْجِدَ لا يُرِيدُ إلَّا الصَّلاةَ لَمْ يَخْطُ خُطْوَةً إلَّا رَفَعَهُ الله بِهَا دَرَجَةً، وَحَطَّ عَنْهُ خَطِيئَةً حَتَّى يَدْخُلَ المَسْجِدَ، وَإذَا دَخَلَ المَسْجِدَ كَانَ فِي صَلاةٍ مَا كَانَتْ تَحْبِسُهُ، وَتُصَلِّي عَلَيْهِ الملائِكَةُ مَا دَامَ فِي مَجْلِسِهِ الَّذِي يُصَلِّي فِيْهِ: اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ اللَّهُمَّ ارْحَمْهُ مَا لَمْ يُحْدِثْ فِيهِ»

“Shalat jama’ah melebihi shalat sendirian di rumahnya dan di pasar dengan dua puluh lima derajat. Sesungguhnya salah seorang dari kalian berwudhu dan menyempurnakan wudhunya kemudian mendatangi masjid tidak punya niatan lain kecuali untuk shalat, tidaklah ia melangkah dengan satu langkah kecuali Allah akan mengangkat derajatnya dan menghapus darinya satu kesalahan sehingga ia memasuki masjid. Apabila ia masuk masjid maka ia dianggap dalam shalat selama shalat itulah yang menahannya di masjid, dan malaikat akan berdoa kepadanya selama dia masih di tempat shalatnya, “Ya Allah ampunilah dia, Ya Allah sayangilah dia.” Selama dia belum berhadats.” (H.R. Bukhary, no. 477 dan Muslim, no. 649)

Dari Ibnu Umar radhiyallahu anhuma, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

«صَلاةُ الجَمَاعَةِ تَفْضُلُ صَلاةَ الفَذِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِينَ دَرَجَةً»

“Shalat berjama’ah lebih utama dari shalat sendirian dengan dua puluh tujuh derajat.” (H.R. Bukhary, no. 645, dan Muslim, no. 650)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anh, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

«مَنْ غَدَا إلَى المَسْجِدِ وَرَاحَ أَعَدَّ الله لَهُ نُزُلَهُ مِنَ الجَنَّةِ كُلَّمَا غَدَا أَوْ رَاحَ»

“Barangsiapa yang pergi (pagi-sore) ke masjid, niscaya Allah mempersiapkan tempatnya di surga tiap kali ia pergi.” (H.R. Bukhary, no. 662, dan Muslim, no. 669)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anh, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

«إذَا ثُوِّبَ لِلصَّلاةِ فَلا تَأْتُوهَا وَأَنْتُمْ تَسْعَونَ، وَأْتُوهَا وَعَلَيْكُمُ السَّكِيْنَةَ، فَمَا أَدْرَكْتُمْ فَصَلُّوا، وَمَا فَاتَكُمْ فَأَتِمُّوا، فَإنَّ أَحَدَكُمْ إذَا كَانَ يَعْمِدُ إلَى الصَّلاةِ فَهُوَ فِي صَلاةٍ»

“Jika shalat sudah didirikan janganlah kalian berlari, datanglah dengan tenang. Apa yang kau dapati maka shalatlah, dan apa yang tertinggal maka sempurnakanlah. Sesungguhnya kalian jika hendak menuju shalat maka sebenarnya (dia dianggap) sudah dalam shalat.” (H.R. Bukhary, no. 636, dan Muslim, no. 602)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anh, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

«إذَا قَالَ أَحَدُكُمْ آمِينَ، وَقَالَتِ الملائِكَةُ فِي السَّمَاءِ: آمينَ، فَوَافَقَتْ إحْدَاهُمَا الأُخْرَى، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ»

“Jika kalian mengucapkan ‘Amin’ dan malaikat di langit mengucapkan ‘Amin’ sehingga ucapan antara satu dengan lainnya saling bersamaan, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (H.R. Bukhary, no. 781, dan Muslim, no. 410)





Sumber: مختصر الفقه الإسلامي في ضوء القرآن والسنة, karya Muhammad bin Ibrahim At-Tuwaijiry
Diketik ulang oleh Hasan Al-Jaizy




No comments:

Post a Comment