Dari Abdullah bin Abdurrahman, Abu Said Al-Khudry berkata
kepadanya, “Sesungguhnya aku melihatmu menyukai kambing dan pedesaan, dan jika
engkau sedang bersama kambing-kambingmu di pedalaman, maka adzanlah untuk
shalat dan keraskanlah suaramu dengan panggilan adzan. Karena:
«لا
يَسْمَعُ مَدَى صَوْتِ المُؤَذِّنِ جِنٌّ وَلا إنْسٌ وَلا شَيْءٌ إلا شَهِدَ لَهُ يَومَ
القِيَامَةِ»
“Sesungguhnya
tidaklah gema suara muadzin terdengar oleh jin maupun manusia kecuali akan
menjadi saksi baginya pada hari kiamat.”
Abu Said berkata, “Aku mendengar hal itu dari Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam. (H.R. Bukhary, no. 609)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anh, Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam bersabda:
«لَوْ
يَعْلَمُ النَّاسُ مَا فِي النِّدَاءِ وَالصَّفِّ الأَوَّلِ ثُمَّ لَمْ يَجِدُوا إلَّا
أَنْ يَسْتَهِمُوا عَلَيْهِ لاسْتَهَمُوا .. »
“Jika
orang-orang tahu apa yang ada pada adzan dan shaf pertama, kemudian mereka
tidak mendapatkannya, kecuali dengan cara diundi, niscaya mereka mau diundi.”
(H.R. Bukhary, no. 615, dan Muslim, no. 437)
Dari Muawiyah radhiyallahu anh berkata, “Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
«المُؤَذِّنُونَ
أَطْوَلُ النَّاسِ أَعْنَاقاً يَومَ القِيَامَةِ»
“Muadzin
adalah orang yang paling panjang lehernya (maknanya: paling banyak amalnya –
Syarah Shahih Muslim) pada hari kiamat.” (H.R. Muslim, no. 387)
Sumber: مختصر الفقه الإسلامي في ضوء القرآن والسنة, karya Muhammad bin Ibrahim At-Tuwaijiry
No comments:
Post a Comment