008 - {وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَقُولُ ءَامَنَّا بِٱللَّهِ
وَبِٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ وَمَا هُم بِمُؤْمِنِينَ}
009 – { يُخَٰدِعُونَ ٱللَّهَ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَمَا
يَخْدَعُونَ إِلَّآ أَنفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُونَ }
008 - “Di antara manusia ada yang
mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian", padahal
mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.”
009 – “Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang
beriman, pada hal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak
sadar.”
TAFSIR AS-SA’DY
Ketahuilah bahwasanya kemunafikan itu adalah menampakkan
kebaikan dan menyembunyikan kejahatan, termasuk dalam definisi ini kemunafikan i’tiqad
dan kemunafikan amaliah. Kemunafikan amaliah adalah seperti yang disebutkan
oleh Nabi shallallahu alaihi wa sallam dalam sabda beliau:
"آية
المنافق ثلات: إذا حدث كذب، وإذا وعد أخلف، وإذا اؤتمن خان "وفي رواية:
"وإذا خاصم فجر "
“Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga:
Apabila berbicara dia berdusta, bila dia berjanji dia mengingkari dan bila
diberikan amanat dia berkhianat.”
Dan dalam riwayat lain: “Dan bila dia berperkara dia berlaku curang.”
(H.R. Al-Bukhary, no. 33, dan Muslim, no. 59)
Adapun kemunafikan I’tiqadiyyah
yang mengeluarkan seseorang dari Islam yaitu Allah Ta’ala sebutkan
sebagai sifat-sifat kaum munafikin dalam surat ini dan surat lainnya.
Kemunafikan ini belumlah muncul sebelum hijrahnya Nabi shallallahu alaihi wa
sallam dari Makkah menuju Madinah bahkan juga setelah hijrah hingga setelah
kejadian perang Badr, dan Allah memberikan kemenangan kepada kaum Muslimin dan
memuliakan mereka, dan menghinakan orang-orang yang ada di Madinah dari mereka
yang belum masuk Islam. Lalu sebagian mereka menampakkan keislaman mereka
karena takut dan sebagai tipu daya, dan untuk menjaga darah dan harta mereka,
di mana mereka-mereka ini bersama kaum Muslimin secara lahiriyah, mereka
menampakkan bahwa mereka adalah bagian dari kaum Muslimin. Padahal pada
hakikatnya mereka bukanlah dari kaum Muslimin.
Maka sebagai tindakan kelembutan Allah
bagi kaum Mukminin adalah bahwa Allah memperlihatkan kondisi-kondisi mereka,
dan menggambarkan mereka dengan sifat-sifat yang membedakan jati diri mereka,
agar kaum Mukminin tidak terpedaya oleh mereka, dan mampu mengendalikan
kejahatan-kejahatan mereka. Allah Ta’ala berfirman:
{ يَحْذَرُ
الْمُنَافِقُونَ أَنْ تُنزلَ عَلَيْهِمْ سُورَةٌ تُنَبِّئُهُمْ بِمَا فِي قُلُوبِهِمْ
}
“Orang-orang munafik itu takut akan
diturunkan terhadap mereka suatu surat yang menerangkan apa yang tersembunyi
dalam hati mereka.” (Q.S. At-Taubah: 64)
Lalu Allah menyifati mereka dengan sifat dasar
kemunafikan seraya berfirman: {وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ آمَنَّا بِاللَّهِ
وَبِالْيَوْمِ الآخِرِ وَمَا هُمْ بِمُؤْمِنِينَ }”Di antara manusia ada yang mengatakan, ‘Kami beriman
kepada Allah dan Hari Kemudian,’ padahal mereka itu sesungguhnya bukan
orang-orang yang beriman,” karena mereka mengatakan dengan lisan mereka apa
yang tidak ada dalam hati mereka. Lalu Allah mendustakan mereka dengan
berfirman, { وَمَا هُمْ بِمُؤْمِنِينَ } “Padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang
beriman,” karena keimanan yang hakiki itu adalah sesuatu yang disepakati
oleh hati dan lisan. Sesungguhnya hal yang tadi itu adalah tipu daya terhadap
Allah dan hamba-hamba-Nya yang beriman. Dan tipu daya itu adalah bahwa si
pelaku tipu daya menampakkan sesuatu kepada orang yang diperdaya dan dia
menyembunyikan hal yang berbeda dengannya demi memperolah apa yang
diinginkannya dari orang yang diperdaya tersebut. Dan inilah yang dilakukan
orang-orang munafik tersebut terhadap Allah dan hamba-hamba-Nya, sehingga tipu
daya mereka tersebut kembali kepada diri mereka sendiri.
Ini adalah suatu perkara yang mengherankan sekali, karena
biasanya seorang pelaku tipu daya itu kondisinya bisa jadi akan memperoleh apa
yang menjadi tujuannya atau dia selamat yang mana dia tidak mendapatkan apa-aoa
dan tidak rugi apa-apa juga, namun lain halnya tipu daya orang-orang munafik
ini, ia mala kembali pada diri mereka sendiri. Oleh karena itu, seolah-olah
mereka itu melakukan suatu makar untuk menghancurkan diri mereka sendiri,
membahayakan dan menipu diri mereka, karena Allah tidaklah tersentuh oleh
mudarat sedikitpun dari tipu daya mereka, demikian juga hamba-hamba-Nya yang
beriman, mereka tidak tersentuh oleh mudarat sedikitpun dari tipu daya mereka.
Maka tindakan kaum munafik menampakkan keimanan mereka tidak membawa dampak
bagi kaum Muslimin, hingga selamatlah dengan hal itu harta-harta mereka, dan
terjaga darah-darah mereka. Dan tipu daya mereka kembali kepada leher-leher
mereka, hingga dengan demikian mereka mendapat kehinaan dan cela di dunia,
serta kemalangan yang terus-menerus yang disebabkan oleh apa yang diperoleh
kaum Mukminin berupa kekuatan dan kemenangan, kemudian pada Hari Akhir nanti
mereka mendapatkan azab yang pedih lagi menyakitkan dan menyerikan disebabkan
oleh pendustaan, kekufuran, dan kejahatan mereka. Dan keadaannya saat ini
adalah bahw mereka dengan kebodohan dan kedunguan yang ada pada mereka, mereka
tak menyadari hal tersebut.
Terjemahan tafsir mengandalkan kitab Tafsir Al-Qur'an (Tafsir As-Sa'dy) cetakan Pustaka Shahifa.
Disusun dan ditulis oleh Hasan Al-Jaizy
Berminat pada buku ini?
Lihat Deskripsi buku ini dan pesan di: http://pustakailmu.com/buku-syarah-dan-tafsir/buku-tafsir-as-sadi#.UT5FQKKxWoA
No comments:
Post a Comment