Abu Nashr Ahmad bin Muhammad bin al-Hasan bin Hamid bin Harun bin Abd
al-Jabbar al-Bukhary; yang lebih popular dengan nama Ibnu Niyazaky mengabarkan
kepada kami, ia berkata: -naskah ini dibacakan kepadanya dan beliau
membenarkannya- Telah datang serombongan orang kepada kami pada bulan Shafar
tahun 370 H, mereka berkata: Abu al-Khayr Ahmad bin Muhammad bin al-Jalil bin
Khalid bin Hurayts mengabarkan kepada kami, ia berkata: Abu al-Walid
menceritakan kepada kami, ia berkata: Syu’bah menceritakan kepada kami, ia
berkata: al-Walid bin al-Ayzary mengabarkan kepadaku, ia berkata:
: سَمِعْتُ أَبَا عَمْرٍو الشَّيْبَانِيَّ
يَقُولُ: حَدَّثَنَا صَاحِبُ هَذِهِ الدَّارِ، وَأَوْمَأَ بِيَدِهِ إِلَى دَارِ عَبْدِ
اللَّهِ قَالَ: سَأَلْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَيُّ الْعَمَلِ
أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ؟ قَالَ: «الصَّلَاةُ عَلَى وَقْتِهَا» ، قُلْتُ:
ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ: «ثُمَّ بِرُّ الْوَالِدَيْنِ» ، قُلْتُ: ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ:
«ثُمَّ الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ» قَالَ: حَدَّثَنِي بِهِنَّ، وَلَوِ اسْتَزَدْتُهُ
لَزَادَنِي
‘Aku mendengar Abu Amr asy-Syaybany berkata: ‘Pemilik
rumah ini –sambil menunjuk rumah Abdullah bin Mas’ud- menceritakan kepada kami,
ia berkata: ‘Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu alayhi wa sallam: Amal apa yang paling dicintai Allah Azza
wa Jalla?’ Beliau berkata: “Shalat pada waktunya.” Aku berkata: “Kemudian
apa?” Beliau berkata, “Kemudian berbakti pada kedua orang tua.” Aku
berkata: “Kemudian apa?” Beliau berkata, “Kemudian Jihad di jalan Allah.”
Ibnu Mas’ud berkata, “Beliau bersabda demikian. Kalau sekiranya aku minta
ditambah, niscaya beliau akan menambahkannya.’”
[TAKHRIJ HADITS]
Diriwayatkan oleh:
- Al-Bukhary dalam “ash-Shahiih”, no. 527, 2782,
5970 dan 7534.
- Muslim dalam “ash-Shahiih”, no. 85
- at-Tirmidzy dalam “as-Sunan”, no. 173 dan 1898
- An-Nasa’iy dalam “As-Sunan al-Kubra”, no. 1593, dan dalam “as-Sunan”,
no. 610 dan 611.
- Ibnu Hibban dalam “ash-Shahiih”, no. 1475, 1476, 1477, 1478 dan 1479.
- ATh-Thabrany dalam “ash-Shaghiir”, no. 455, dalam “al-Awsath”, no.
2626, 3583, 5394 dan 7233, dan dalam “al-Kabiir”, no. 9802, 9804, 9805, 9806,
9807, 9808, 9809, 9810, 9811, 9812, 9813, 9815, 9816, 9817, 9818, 9819, 9820
dan 9821.
- Al-Hakim dalam “al-Mustadrak”, no. 674, 675 dan 676.
- dan lainnya.
[PENJELASAN KATA]
{أحب إلى الله} : Allah lebih mencintai dan meridhai amalan tersebut dibanding
amalan lain.
{البِر} : Lawan dari kata ‘durhaka’,
yaitu berbuat buruk kepada kedua orang tua dan mengabaikan hak-hak keduanya.
{الجِهاد} :
Memerangi orang-orang kafir untuk meninggikan kalimat Allah dengan mengorbankan
jiwa, harta, dan seluruh apa yang dimiliki seorang Muslim.
{ولو استزدتُه} : Yaitu
seandainya aku meminta beliau untuk menguraikan lebih lanjut tentang berbagai
kedudukan amalan yang paling utama.
[KANDUNGAN HADITS]
[1] Perintah untuk senantiasa mengerjakan shalat tepat pada waktunya.
[2] Keutamaan hormati kedua orang tua.
[3] Keabsahan penggunaan kata “لَوْ”
(seandainya) berdasarkan perkataan Abdullah bin Mas’ud.
[4] Perlunya mempertimbangkan situasi dan kondisi penanya ketika
menjawab pertanyaan.
[5] Pengagungan para shabat terhadap Rasulullah shallallahu alayhi wa
sallam dengan tidak (terlalu – ibn Al-Jaizy) banyak bertanya pada beliau.
[6] Metode tanya jawab merupakan salah satu metode terbaik dalam
mengulang pelajaran.
[7] Pelajaran bagi seorang mufti dan pengajar untuk bersabar dalam
menghadapi penanya dan murid yang dia ajari.
-------
Penjelasan kata dan kandungan hadits, Syaikh Dr. Muhammad Luqman
as-Salafi.
Terjemah seluruhnya oleh M. Taqdir Arsyad, dari kitab Syarah Adabul
Mufrad Jilid 1 [Edisi Indonesia], terbitan Griya Ilmu.
Takhrij Hadits oleh Hasan al-Jaizy.
Semoga bermanfaat.
No comments:
Post a Comment